
Tinggi rendahnya motivasi belajar individu dapat dilihat dari intensitas
dan arah serta keajegan kegiatan belajar yang dilakukannya. Semakin
tinggi keseriusan, semakin terarah serta semakin ajeg kegiatan belajar
yang dilakukannya, maka semakin tinggi pula motivasinya untuk belajar.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa konsep motivasi belajar
mempunyai tiga aspek, yaitu :
Adanya keinginan atau inisiatif untuk belajar. Inisiatif ini merupakan
energi atau kekuatan dalam diri individu. Energi adalah salah satu hal
yang mendasar pada motivasi belajar.
Aspek energi dari motivasi menunjukkan kesungguhan atau keseriusan
individu dalam berperilaku. Kekuatan yang bersifat internal dalam diri
individu inilah yang berfungsi mendorong individu sehingga memilih
keinginan untuk belajar. Semakin tinggi kekuatannya untuk belajar, maka
semakin kuat pula keinginannya untuk belajar. Adanya arah dalam belajar
yang meliputi keterlibatan dalam mengerjakan tugas sebagai wujud
interaksi antara kekuatan internal individu dengan situasi dari luar.
Individu yang mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar
ditandai dengan keterlibatan dan kesungguhan untuk belajar. Hal ini
senada dengan pendapat Elliot, dkk (1999:27) bahwa fungsi motivasi
adalah mempertahankan, mengarahkan dan mengintegrasikan dengan perilaku
tertentu, sehingga akan kelihatan pada tingkat intensitas perilaku
individu yang bersangkutan dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Adanya konsistensi atau keajegan. Perilaku timbul karena adanya
keyakinan individu terhadap perilaku tersebut, sehingga individu sulit
untuk meninggalkan perilaku yang telah dipilih (baron, dkk,1999:51).
Pilihan terhadap perilaku belajar akan menjadi ajeg atau bertahan
setelah adanya komitmen atau keyakinan yang kuat terhadap nilai dan arah
positif perilaku belajar. Individu yang memiliki komitmen atau
keyakinan yang kuat pada dasarnya sangat sulit dipengaruhi untuk beralih
ke perilaku lain yang bertentangan dengan perilaku yang diyakini.